Sabtu, 09 Maret 2013

CRITICAL COMMENT


TELAAH KRITIS DEFINISI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN (AECT, 2004)

Oleh Joni Rahmat Pramudia


A.   Definisi Teknologi Pendidikan (AECT, 2004)

Teknologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai konsep yang abstrak atau bidang praktek (field of practice).
Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources.
Teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam memberi kemudahan belajar dan peningkatan kinerja melalui penciptaan, pemanfaatan, dan pengelolaan proses dan sumber teknologi yang tepat.

B.    Unsur-unsur Definisi
Definisi di atas mengandung beberapa istilah kunci yang dapat digunakan untuk memahami makna definisi secara tepat. Unsur-unsur tersebut adalah : (1) studi (study); (2) praktek etis (ethical practice); (3) memberi kemudahan (facilitating); (4) belajar (learning); (5) meningkatkan (improving); (6) performans/kinerja (performance); (7) penciptaan (creating); (8) pemanfaatan (using); (9) pengelolaan (managing); (10) tepat (appropriate); (11) teknologi (technological); (12) proses (processes); (13) sumber (resources).

C.  Komentar/Analisis
Definisi yang dikembangkan di atas merupakan definisi revisi teknologi pendidikan,  atas definisi yang pernah dikembangkan terakhir (1994) oleh AECT. Pemikiran untuk melakukan revisi terhadap konsepsi yang sudah ada, wajar saja dilakukan sebagai konsekuensi dari perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berubah secara dinamis.
Mencermati konsepsi definisi (meskipun tentatif) yang dikembangkan AECT  (2004), terlihat ada pergeseran paradigma pemikiran yang cukup fundamental. Arah perubahan itu tergambar jelas dalam terminologi atau istilah yang digunakan. Apabila pada definisi 1994 digunakan istilah teknologi pembelajaran (instructional technology), dalam draft definisi 2004 kembali dikembangkan penggunaan istilah teknologi pendidikan (educational technology). Argumentasi perubahan itu didasarkan kepada suatu pemikiran bahwa teknologi pendidikan dipandang sebagai sebuah konstruk yang lebih luas ketimbang teknologi pembelajaran, karena pendidikan memiliki makna yang lebih umum (general) daripada pembelajaran.
Definisi 2004 juga memiliki perbedaan dibandingkan dengan definisi 1994 dalam beberapa hal:
  1. Istilah studi yang berimplikasi lebih luas terhadap beberapa bentuk penyelidikan (inquiry), termasuk praktek reflektif.
  2. Secara eksplisit ditegaskan mengenai komitmen terhadap praktek yang lebih etis (ethical practice).
  3. Objek teknologi pendidikan adalah memberikan kemudahan belajar (facilitating learning) terhadap pemelajar.
  4. Menempatkan belajar sebagai pusat (center) dari definisi teknologi pendidikan.
  5. Adanya unsur peningkatan kinerja  (improving performance)  berimplikasi terhadap pentingnya kriteria mutu (quality criterion), yang merupakan tujuan dari upaya memberikan kemudahan belajar yang lebih baik.
  6. Definisi 2004 menjelaskan fungsi-fungsi utama dari bidang, yaitu: penciptaan, pemanfaatan, dan pengelolaan yang berbeda dengan definisi 1994 (desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian).
  7. Mengkhususkan pada pemanfaatan alat dan metode yang tepat, yang bermakna sesuai dengan orang dan kondisi sehingga bisa diterapkan.
D.   Penutup
Sebagai sebuah draft tentatif, diskursus tentang definisi ini sangat penting diapresiasi dan dimaknai sebagai suatu upaya untuk lebih memperkokoh teknologi pendidikan sebagai sebuah bidang kajian atau disiplin ilmu.  Dengan kata lain, masukan-masukan konstruktif bagi kesempurnaan dan kemantapan definisi ini mutlak diperlukan melalui berbagai kajian ilmiah yang intens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar